![]() |
Foto Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif Yovie Widianto bersama Bupati Ponorogo saat berkunjung ke pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban Ponorogo. |
PONOROGO — Metrowilis.com, Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi Kreatif Yovie Widianto, mengapresiasi tinggi kehadiran Monumen Reog dan Museum Peradaban (MRMP) di Ponorogo. Ia menyebut karya tersebut sebagai sesuatu yang fenomenal, tidak hanya di tingkat nasional, namun juga berpotensi mendunia.
"Ini fenomenal, luar biasa. Saya tidak mengira ada museum setinggi ini. Bukan saja nasional, tapi ini sih mendunia," kata Yovie dengan nada kagum saat mengunjungi lokasi pembangunan MRMP di Ponorogo, Jumat (25/4/2025).
Yovie berharap, monumen setinggi 126 meter itu dapat menjadi stimulan kuat bagi tumbuhnya sektor ekonomi kreatif di Ponorogo. Menurutnya, keberadaan MRMP akan menjadi simbol kebanggaan terhadap kearifan lokal sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat.
"Selain menjadi simbol kebanggaan terhadap kearifan lokal, Reog Ponorogo juga telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh ICH UNESCO. Monumen ini akan menjadi stimulan bagi ekonomi kreatif, ekonomi masyarakat akan semakin maju," ungkapnya kepada awak media.
Monumen Reog dan Museum Peradaban Ponorogo bahkan dirancang lebih tinggi dibanding Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali. Yovie optimistis, kehadiran MRMP akan menjadi kebanggaan bangsa Indonesia di kancah internasional.
Oleh karena itu, Yovie menyatakan kesiapannya untuk mendorong berbagai kementerian terkait agar turut berkontribusi dalam mempercepat penyelesaian pembangunan MRMP.
"Harapannya, budaya Ponorogo, baik Reog, kuliner, maupun monumen ini, tak hanya dikenal secara nasional, tapi juga mendunia," tegasnya.
Sementara itu, Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko menyampaikan bahwa sektor budaya dan ekonomi kreatif menjadi tumpuan utama pembangunan daerah, mengingat keterbatasan akses strategis seperti jalan tol dan bandara.
"Mudah mudahan cepat klar kita lanjutkan diwaha wahana yang lain, kami di kunjungi orang hebat musisi hebat, saya ingin budaya menjadi imam perekonomian, awet sepanjang masa," ujar Kang Bupati Sugiri.
"Meski sektor pertanian cukup unggul dengan 34 ribu hektare sawah baku, kami tetap harus mencari upaya menghadirkan episentrum perekonomian baru. Kebudayaan adalah aset paling membanggakan yang kami miliki saat ini," kata Kang Bupati, sapaan akrab Sugiri Sancoko.
Sugiri menambahkan, dengan pengakuan Reog Ponorogo sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO, pihaknya terus mengembangkan kebudayaan menjadi episentrum baru untuk menggerakkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Ponorogo.
(Redaksi, Dari berbagai sumber)
COMMENTS