Bulog Ponorogo Serap 100% Gabah dan Salurkan Beras SPHP untuk Kendalikan Inflasi
![]() |
Kepala Cabang Bulog Ponorogo, Budiwan Susanto saat menunjukan Beras SPHP kemasan 5 kg di Kantornya. |
Ponorogo, Metrowilis.com – Dalam rangka mendukung program ketahanan pangan nasional, Perum Bulog Cabang Ponorogo melaksanakan sejumlah penugasan penting dari pemerintah, mulai dari penyerapan gabah hingga penyaluran berbagai program bantuan beras kepada masyarakat.
Kepala Cabang Bulog Ponorogo, Budiwan Susanto, menyampaikan bahwa pihaknya telah berhasil menyerap gabah dan jagung dari petani sejak Februari hingga Agustus 2025. Ia mengungkapkan rasa syukurnya karena target penyerapan telah tercapai sepenuhnya.
“Kami dari Bulog ada beberapa penugasan. Pertama, diminta untuk melakukan penyerapan gabah, beras, dan jagung. Kami mulai dari Februari-Maret dan sampai Agustus masih berjalan. Alhamdulillah target kita sudah terpenuhi 100 persen,” ujar Budiwan saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa (9/9/2025).
Selain penyerapan, Bulog Ponorogo juga ditugaskan untuk menyalurkan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) kepada masyarakat. Penyaluran ini dilakukan mulai bulan Juni dan dialokasikan untuk tiga bulan ke depan.
“Setiap keluarga penerima manfaat mendapatkan alokasi 10 kg beras per bulan selama tiga bulan. Jadi total 30 kg yang sudah kami salurkan kepada masyarakat yang terdata dalam sistem SEN,” jelasnya.
Budiwan juga menyampaikan bahwa harga gabah saat ini berada di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP), yang memberikan keuntungan bagi petani.
“Alhamdulillah sekarang harga gabah di atas HTP, sehingga petani bisa lebih sejahtera,” tambahnya.
Penanganan Inflasi Lewat Program SPHP dan GPM
Untuk mengendalikan inflasi, Bulog Ponorogo juga menyalurkan beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dengan harga maksimal Rp12.500 per kilogram, dalam kemasan 5 kg. Penyaluran ini bekerja sama dengan berbagai pihak seperti Pemda, Dinas Ketahanan Pangan, Disperindag, TNI, Polri, serta toko-toko ritel dan pedagang pasar.
“Pengecer membeli dengan harga Rp11.000 dan maksimal menjual Rp12.500. Kami juga menggandeng outlet BUMN, kantor pos, serta toko-toko ritel modern seperti Surya dan Bintang,” terangnya.
Tak hanya itu, Bulog juga aktif melaksanakan Gerakan Pangan Murah (GPM), seperti yang dilaksanakan di Kecamatan Ngrayun, bekerja sama dengan Dinas Pertanian. Beberapa pasar yang ikut serta dalam program ini antara lain Pasar Legi, Pasar Bungkal, dan Pasar Sawoo.
“Dengan GPM, kami berharap harga beras bisa tetap terkendali, apalagi produksi padi biasanya menurun di bulan Oktober hingga Februari. Pasar murah ini dapat menjadi solusi agar tidak terjadi lonjakan harga yang signifikan,” ungkap Budiwan.
Stok Aman Hingga Akhir Tahun
Dengan pencapaian target penyerapan gabah dan distribusi yang berjalan baik, Budiwan memastikan bahwa stok beras Bulog Ponorogo sangat aman hingga akhir tahun 2025.
Sementara itu, warga yang menerima beras SPHP mengaku puas dengan kualitas dan harga yang ditawarkan.
“Berasnya bagus, enak, dan harganya cukup murah. Sangat membantu kami,” ujar salah satu warga penerima manfaat.
Dengan sinergi antar instansi dan program strategis seperti SPHP dan GPM, Bulog Ponorogo terus berkomitmen menjaga stabilitas pangan dan membantu masyarakat menghadapi tekanan ekonomi akibat inflasi.(AZ)