![]() |
Agus Zahid, S.Ag, AM |
Di era digitalisasi yang semakin pesat, media sosial seperti Facebook, TikTok, Instagram, dan Twitter telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Platform-platform ini memungkinkan siapa saja untuk berbagi informasi, pandangan, dan pengalaman dengan cepat dan luas. Namun, di sisi lain, media sosial juga sering menjadi tempat penyebaran konten yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama dan norma sosial serta perundang undangan yang berlaku, seperti kedholiman, ketidakadilan, korupsi, pornografi, serta berbagai tindakan yang menyimpang dari ajaran Islam dan peraturan negara.
Keprihatinan terhadap fenomena ini menuntut adanya upaya untuk meminimalisir dampak negatifnya. Bukan berarti menolak media sosial secara keseluruhan, sebab dalam era keterbukaan ini, teknologi telah menjadi bagian dari kebutuhan bahkan tuntutan hidup. Namun, yang lebih penting adalah bagaimana kita dapat memanfaatkan media sosial secara bijak agar tidak merusak tatanan sosial dan moral yang sudah ada.
Pentingnya Kembali kepada Nilai Islam
Sebagai umat Islam, kita diajarkan bahwa tujuan utama hidup manusia di dunia adalah beribadah kepada Allah SWT. Ketakwaan menjadi kunci utama untuk meraih kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat. Sebaliknya, mereka yang mengabaikan ajaran agama dan memilih jalan yang bertentangan dengan aturan Allah akan menghadapi konsekuensi berat, baik di dunia maupun di akhirat.
Dalam kehidupan sehari-hari, tanda-tanda kebaikan dan keburukan sering kali sudah terlihat. Kehidupan yang penuh keberkahan dan ketenangan sering dialami oleh mereka yang menjalankan ajaran agama dengan baik, sementara mereka yang mengabaikan perintah Allah kerap kali menghadapi berbagai kesulitan dan kegelisahan. Oleh karena itu, solusi terbaik untuk memperbaiki moralitas masyarakat adalah dengan kembali kepada ajaran Islam yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW dan diwariskan kepada para ulama.
Pentingnya Mempelajari Ilmu Agama
Untuk membangun kehidupan yang lebih baik dan bermoral, langkah pertama yang harus dilakukan adalah memperdalam pemahaman tentang ilmu agama. Ilmu agama memiliki tiga aspek utama yang harus dipelajari, yaitu aqidah, fiqih, dan tasawuf.
1. Aqidah
Aqidah adalah dasar keimanan seseorang, yang mencakup pemahaman tentang sifat-sifat Allah SWT, sifat-sifat Rasulullah, serta prinsip-prinsip dasar dalam Islam seperti Rukun Iman, Rukun Islam, dan konsep Ihsan. Dengan memahami aqidah yang benar, seseorang akan memiliki keyakinan yang kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh pemikiran yang menyesatkan.
2. Fiqih
Ilmu fiqih mengajarkan tata cara beribadah dengan benar, mulai dari cara bersuci, shalat, puasa, zakat, hingga haji. Dengan memahami fiqih, seseorang dapat menjalankan kewajiban ibadahnya sesuai dengan tuntunan syariat Islam.
3. Tasawuf
Tasawuf mengajarkan tentang bagaimana berakhlak baik kepada Allah SWT, Rasulullah, sesama manusia, serta makhluk lainnya. Ilmu ini menanamkan nilai-nilai kesabaran, keikhlasan, dan kasih sayang dalam kehidupan sehari-hari, sehingga seseorang dapat hidup dengan penuh kedamaian dan keberkahan.
Mewujudkan Islam Kaffah
Islam mengajarkan konsep "kaffah", yaitu menjalankan agama secara menyeluruh dalam setiap aspek kehidupan. Hal ini hanya dapat dicapai melalui pendidikan dan pembelajaran yang berkelanjutan. Pendidikan tidak selalu harus dilakukan secara formal di sekolah atau universitas, tetapi bisa juga melalui pengajian, membaca buku-buku keislaman, dan bertanya kepada orang yang memiliki ilmu agama.
Selain itu, niat yang tulus dalam menuntut ilmu juga sangat penting. Dengan memiliki kecintaan terhadap ilmu agama, seseorang akan lebih mudah memahami dan mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Ilmu Agama sebagai Penyempurna Ilmu Duniawi
Ilmu agama bukanlah sesuatu yang terpisah dari ilmu duniawi. Sebaliknya, ilmu agama justru menjadi penyempurna dan pedoman bagi ilmu-ilmu lain seperti ekonomi, pendidikan, hukum, bisnis, kedokteran, pertanian, teknologi, dan politik. Dengan dasar agama yang kuat, seseorang dapat menjalankan profesinya dengan penuh tanggung jawab dan etika, sehingga ilmunya tidak hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri, tetapi juga bagi masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Oleh karena itu,
Dalam menghadapi tantangan zaman, terutama pengaruh negatif media sosial, umat Islam harus kembali kepada nilai-nilai Islam dengan cara memperdalam ilmu agama. Pemahaman yang baik tentang aqidah, fiqih, dan tasawuf akan membantu seseorang menjalani kehidupan yang lebih baik dan bermoral. Selain itu, ilmu agama juga berperan sebagai penyempurna bagi berbagai ilmu duniawi, sehingga seseorang dapat sukses tidak hanya di dunia, tetapi juga di akhirat. Dengan demikian, setiap individu dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan penuh berkah. Caranya adalah saling tolong menolong dalam kebaikan dan saling nasehat menasehati dalam kebajikan. Dengan demikian tujuan hidup yang akan kita capai akan benar benar terwujud yaitu sukses dan bahagia dunia dan akhirat yang dalam bahasa Al Qur'an disebut Muflihun termasuk golongan Muttaqun yang mampu melakukan kesabaran. (*)
COMMENTS