SISKS Pakoe Boewono XIV di Dampingi 2 Kakanya Hadiri Ketoprak Kagama
SURAKARTA | metrowilis.com — Sorot lampu panggung menembus auditorium RRI Surakarta, menyinari jejak sejarah yang kembali dihidupkan lewat seni ketoprak. Minggu malam (7/12/2025) itu, ratusan pasang mata larut dalam lakon “Mustikaning Majapahit”, sebuah pentas budaya yang bukan sekadar tontonan, melainkan peristiwa kebudayaan yang menyatukan akademisi, seniman, dan masyarakat.
Malam itu terasa istimewa. SISKS Pakoe Boewono XIV Purboyo hadir secara langsung, didampingi dua kakaknya, GKR Devi dan GKR Ratih. Kehadiran keluarga utama Keraton Surakarta Hadiningrat sontak menjadi magnet tersendiri, menghadirkan wibawa sekaligus kehangatan di tengah gedung pertunjukan.
Pementasan yang digelar oleh Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (KAGAMA) Surakarta itu menyuguhkan perpaduan seni peran, tembang, tata busana klasik, serta dialog sarat nilai sejarah. Kisah kejayaan Majapahit yang diangkat dalam “Mustikaning Majapahit” tidak hanya menghadirkan nostalgia masa lalu, tetapi juga menyelipkan pesan kebijaksanaan yang relevan bagi masa kini.
Totalitas para pemain—yang merupakan alumni UGM Solo—berhasil menghidupkan suasana panggung. Setiap adegan mengalir rapi, masing-masing dialog disampaikan dengan penghayatan yang kuat, membuat penonton larut dalam alur cerita. Tepuk tangan pun mengalir di berbagai bagian pertunjukan.
Ketua KAGAMA Solo, KGPH Adipati Panembahan Dipokusumo, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas konsistensi KAGAMA dalam merawat ruang-ruang budaya. Ia juga menyinggung kedekatan Sinuhun PB XIV dengan dunia akademik.
“Sinuhun PB XIV juga keluarga besar UGM, karena saat ini beliau tengah menempuh pendidikan S2 di UGM,” ungkap Gusti Dipo, sapaan akrabnya, disambut tepuk tangan hadirin.
Juru Bicara resmi Sinuhun PB XIV, KPA Singonagoro, menegaskan bahwa kehadiran Sinuhun bukan sekadar seremonial, tetapi wujud komitmen nyata dalam menjaga budaya Jawa.
“Kehadiran Sinuhun Pakoe Boewono XIV merupakan bentuk dukungan penuh terhadap pelestarian seni tradisi Jawa sebagai identitas masyarakat Surakarta,” ujarnya.
Menurutnya, Sinuhun juga memberikan apresiasi tinggi terhadap kolaborasi lintas elemen yang dihadirkan KAGAMA. “Sinuwun menghargai upaya mempertemukan akademisi, seniman, dan masyarakat dalam satu panggung budaya yang hidup dan bermakna,” tambahnya.
Harapan pun disampaikan. “Sinuwun berharap kegiatan seperti ini terus mendapat ruang dan dukungan agar seni tradisional tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang dan semakin dicintai generasi muda,” lanjut Singonagoro.
Usai pertunjukan, Sinuhun PB XIV tidak langsung meninggalkan lokasi. Beliau menyempatkan diri menyapa satu per satu pemain, berfoto bersama masyarakat, serta menyapa Wakil Wali Kota Surakarta, Astrid Widayani, yang turut tampil sebagai pemain dalam pementasan tersebut. Kebersamaan itu menjadi simbol kedekatan Keraton dengan rakyatnya.
Gelar Budaya Ketoprak KAGAMA tahun ini kembali menegaskan bahwa kesenian tradisional masih memiliki daya hidup yang kuat. Lewat “Mustikaning Majapahit”, sejarah tidak sekadar dikenang, tetapi dirasakan—menjadi jembatan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan budaya Jawa.(red)
