Bupati Sugiri Sancoko: Hari Jadi ke-529 Ponorogo Adalah Milik Rakyat, Kado Saya Adalah Kidung Aruna Kinanti – Aku Cinta Padamu
![]() |
Bupati Ponorogo 2 Periode H Sugiri Sancoko SE MM, didampingi Wabup Hj Lisdyarita SH saat diwawancarai sejumlah Awak Media Senin 11 Agustus 2025, di Lantai 2 Gedung DPRD Ponorogo. |
Ponorogo, metrowilis.com – Dalam peringatan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo ke-529 yang digelar pada Senin (11/8/2025), Bupati Ponorogo H. Sugiri Sancoko, SE., MM., menyampaikan ucapan selamat kepada seluruh masyarakat Ponorogo. Ia menyebut momen bersejarah ini sebagai milik rakyat dan hasil kerja keras bersama seluruh elemen daerah.
“Kado saya adalah kidung Aruna Kinanti – Aku Cinta Padamu untuk rakyat Ponorogo. Hari ini kita rayakan milik rakyat. Jika ada keberhasilan, itu karena kerja bersama antara DPRD, Forkopimda, ASN, dan seluruh masyarakat. Namun jika ada kekurangan, itu sepenuhnya tanggung jawab saya, dan saya mohon maaf setinggi-tingginya,” ujar Bupati yang akrab disapa Kang Giri.
Dalam kesempatan tersebut, Kang Giri juga menyoroti progres pembangunan Monumen Reog yang menjadi ikon budaya Ponorogo. Ia menyatakan bahwa bangunan utama monumen telah rampung dan kini telah dipasang topeng reog atau kepala burung, sebagai simbol kejayaan budaya lokal yang kini telah dikenal dunia.
“Pemasangan topeng reog ini adalah simbol bahwa budaya Ponorogo tidak hanya milik daerah, tapi juga menjadi kebanggaan Indonesia di mata dunia. Setelah ini, akan kami rumuskan langkah-langkah pengembangan lanjutan,” tambahnya.
Tak hanya itu, Kang Giri juga meresmikan Museum Transit Koleksi Alterpark, sebuah inisiatif baru yang akan menjadi pusat penyimpanan sementara koleksi budaya, pendidikan, pertanian, ekonomi, hingga keagamaan yang memiliki keterkaitan erat dengan sejarah Ponorogo.
Museum ini akan dikembangkan menggunakan pendekatan digitalisasi dan narasi yang kuat, melibatkan berbagai pihak mulai dari arkeolog, wartawan, hingga sastrawan lokal.
“Ini akan menjadi pembelajaran yang kaya akan nilai sastra dan seni. Disajikan dengan gaya yang menyenangkan namun tetap sarat literasi. Museum ini nantinya akan dibangun lengkap dengan sarana dan prasarana penunjang, mulai dari area parkir, gerbang masuk, hingga desain interior yang modern dan edukatif,” jelas Kang Giri.
Ia berharap, kehadiran museum ini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda agar semakin mengenal sejarah daerahnya dan tidak gagal literasi sejarah di tengah arus modernisasi.
“Pokoknya museum ini harus seru seperti film. Anak-anak muda harus senang, dan yang paling penting, bisa belajar sejarah Ponorogo dengan cara yang menyenangkan,” pungkasnya.(AZ)