Kesehatan Santri Jadi Perhatian: Pemkab Ponorogo Salurkan Bantuan Alkes untuk 32 Pesantren
Ponorogo, metrowilis.com – Suasana Pendopo Agung Kabupaten Ponorogo, Selasa (21/10/2025), terasa berbeda. Di antara nuansa peringatan Hari Santri 2025 yang sarat makna spiritual, ada langkah nyata yang dilakukan pemerintah daerah: memperkuat layanan kesehatan di pesantren.
Pagi itu, Kang Bupati Sugiri Sancoko menyerahkan bantuan alat kesehatan (alkes) sederhana kepada 32 pondok pesantren di Ponorogo. Bukan sekadar simbol, bantuan ini merupakan bentuk perhatian Pemkab terhadap kesehatan fisik para santri — generasi penerus bangsa yang dikenal dengan kekuatan spiritualnya.
Bantuan tersebut meliputi satu set tempat tidur periksa, timbangan, tensimeter, dan termometer. Sederhana, namun memiliki arti besar bagi ribuan santri di seluruh penjuru Bumi Reog. Dengan alat-alat dasar itu, pesantren diharapkan mampu melakukan deteksi dini terhadap masalah kesehatan sebelum berkembang lebih serius.
> “Kami bekerja sama dengan pesantren. Setiap pesantren diharapkan memiliki Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren) dengan alat pemeriksaan dasar seperti tensimeter untuk penanganan awal. Dengan begitu, kebutuhan kesehatan dasar santri bisa terpenuhi,” ujar Kang Bupati Sugiri.
Ia menegaskan, pesantren bukan hanya tempat menimba ilmu agama, tetapi juga tempat membentuk kepribadian santri secara menyeluruh—spiritual, mental, dan fisik. Karena itu, kesehatan menjadi bagian penting dari pendidikan pesantren.
> “Mudah-mudahan ini bisa menstimulasi agar pesantren selalu sehat dan bersih. Kita harus bergandengan tangan, karena pesantren merupakan kawah candradimuka yang membentuk karakter dan mencetak generasi bangsa yang berkualitas,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Ponorogo, Dyah Ayu Puspitaningarti, menyebutkan bahwa hingga kini 64 dari 100 pesantren di Ponorogo telah menerima bantuan alat kesehatan. Sisanya, sebanyak 36 pesantren dijadwalkan akan mendapatkan bantuan serupa pada tahun 2026 mendatang.
Usai prosesi penyerahan bantuan, kegiatan dilanjutkan dengan sosialisasi program “Pesantren Sehat” oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Dalam sesi tersebut, para santri dan pengurus pesantren mendapat pembekalan tentang perilaku hidup bersih, pencegahan penyakit menular, hingga strategi menciptakan lingkungan sehat di pesantren.
> “Program Pesantren Sehat ini mendorong masyarakat pesantren agar berperan aktif menciptakan perilaku dan lingkungan yang mendukung kesehatan melalui kegiatan edukatif dan pemberdayaan,” jelas Dyah Ayu.
Langkah kecil itu mungkin tampak sederhana, tetapi dampaknya bisa panjang. Dari ruang-ruang pesantren yang sehat dan bersih, akan tumbuh santri-santri yang kuat — jasmani dan rohani — siap meneruskan perjuangan para ulama. Karena menjaga kesehatan, sejatinya juga bagian dari jihad: menjaga amanah kehidupan yang diberikan Tuhan.(AZ)