BREAKING NEWS

Kang Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko Resmikan Pabrik Kompos Cair Skala Besar di Pudak


Ponorogo, Metrowilis.com – Upaya mengatasi permasalahan limbah kotoran sapi di Ponorogo kini membuahkan hasil. Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko, meresmikan pabrik kompos cair skala besar di Desa Tambang, Kecamatan Pudak, Sabtu (16/8/2025). Pabrik ini merupakan hasil kolaborasi Pemerintah Kabupaten Ponorogo dengan PT Berkah Tani Lestari.

Dalam sambutannya, Bupati Sugiri menyampaikan bahwa selama ini kotoran sapi kerap menjadi masalah lingkungan karena sulitnya pengelolaan. Namun melalui sentuhan teknologi dan pemanfaatan budidaya cacing tanah, limbah tersebut kini dapat diolah menjadi pupuk organik yang bernilai ekonomi tinggi.

“Ketika kohe merajalela, dibuang pun susah. Maka kehadiran inovasi ini menjadi angin segar. Hari ini kita buktikan sudah diciptakan pupuk organik cair dari kohe,” ujar Kang Bupati.

Ia menambahkan, pengolahan limbah bukan hanya menjadi solusi lingkungan, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat. Selain itu, program ini turut mendukung pengembangan sawah organik seluas 25 hektare di Ponorogo.

“Kita harus berdamai dengan alam. Banyaknya kohe yang diolah akan menjawab tantangan sawah organik. Budidaya cacing juga punya nilai ekonomi, sekaligus menyelesaikan problem kohe,” imbuhnya.

CEO PT Berkah Tani Lestari, Ceri, menjelaskan bahwa program ini dimulai dari inisiatif bersama Kang Bupati untuk menangani permasalahan kohe. Pada Desember 2024 lalu, pihaknya membagikan 600 paket cacing tanah secara gratis kepada warga, dengan setiap paket berisi 40 kilogram cacing dan syarat minimal dua ekor sapi sebagai sumber pakan.

“Cacing sangat senang makan kohe. Dari situ lahirlah pupuk vermikompos,” jelas Ceri.

Program ini berkembang pesat. Dari 600 paket awal, kini populasi cacing hasil pembiakan telah mencapai 950 paket dan mampu menyerap limbah dari sekitar 1.900 sapi. Targetnya, populasi ini bisa meningkat hingga 2.500 hingga 3.000 paket dalam waktu dekat.

“Alhamdulillah, cacing-cacing itu beranak pinak. Kami panen dan bagikan lagi ke warga lain. Keuntungan kascing dibagi 50:50 karena modal seluruhnya dari kami,” tambah Ceri.

Meski demikian, pupuk organik cair hasil olahan dari Pudak ini belum bisa dipasarkan secara luas karena masih menunggu izin edar dari pemerintah pusat, yang diperkirakan terbit pada awal 2026. Untuk sementara, pupuk digunakan di lahan percontohan (demplot) sebagai uji kualitas.

“Insya Allah Januari sudah selesai. Begitu izin keluar, kita launching dan edarkan,” pungkasnya.

Program ini tidak hanya menyelesaikan masalah limbah, tetapi juga membuka lembaran baru dalam pertanian organik dan ekonomi berkelanjutan di Ponorogo.(AZ) 

Berita Terbaru
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
  • Skeleton Image
Posting Komentar