PONOROGO – Metrowilis.com, Ribuan masyarakat memadati kawasan paseban di Jalan Aloon-Aloon Utara, Ponorogo, pada Sabtu malam (15/3/2025), meskipun hujan lebat mengguyur sejak sore hari. Mereka hadir untuk menyaksikan gelaran Tadarus Budaya, sebuah acara yang telah menjadi tradisi dalam melestarikan Reog Ponorogo, kesenian kebanggaan yang kini resmi diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda (ICH) UNESCO.
Acara ini merupakan inisiatif para budayawan dan seniman Reog Ponorogo tanpa menggunakan dana APBD. Tadarus Budaya menghadirkan ratusan grup Reog, tidak hanya dari Ponorogo, tetapi juga dari berbagai daerah seperti Ngawi, Nganjuk, Magetan, Yogyakarta, Wonogiri, Madiun, Blitar, Malang, hingga Sumatera.
Tadarus Budaya, Simbol Kolaborasi Budaya dan Religi
Gelaran diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya, dilanjutkan dengan tausiyah oleh KH. Khamim. Dalam ceramahnya, KH. Khamim mengingatkan bahwa Tadarus Budaya pertama kali diadakan saat bulan Ramadhan, ketika Reog Ponorogo diajukan sebagai nominasi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO.
"Saat itu, acara digelar dari usai tarawih hingga menjelang sahur. Oleh karena itu, dinamakan Tadarus Budaya, sebagai wujud kolaborasi antara Ponorogo sebagai Kota Santri dan daerah yang kaya budaya," ungkap KH. Khamim.
Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko yang hadir bersama Wakil Bupati Hj. Lisdyarita, menyebut bahwa Tadarus Budaya adalah bentuk perjuangan dalam mengenalkan Reog Ponorogo ke dunia.
"Empat tahun lalu, semangat kita berkobar saat memperjuangkan Reog menjadi warisan dunia. Ini adalah bukti bahwa kekuatan santri dan budaya mampu menarik perhatian dunia ke Ponorogo," ujar Kang Giri dalam sambutannya.
Syukuran dan Pembukaan Pasar Ramadhan
Sebagai simbol rasa syukur atas terselenggaranya Tadarus Budaya serta dibukanya Pasar Ramadhan Ponorogo, Bupati Sugiri Sancoko melakukan pemotongan tumpeng. Ia berharap pasar Ramadhan kali ini dapat mendukung ekonomi masyarakat.
"Semoga pedagang laris, pengunjung banyak, dan ekonomi semakin makmur menjelang musim mudik," harapnya.
Tadarus Budaya kali ini juga menjadi momen istimewa karena ditandai dengan pemotongan tumpeng kedua, sebagai ungkapan syukur atas terpilihnya kembali Sugiri Sancoko dan Lisdyarita sebagai Bupati dan Wakil Bupati Ponorogo periode 2025-2030.
Kang Giri menyampaikan terima kasih kepada seluruh masyarakat yang telah berjuang bersama. "Reog adalah milik kita semua, mari kita terus jaga dan lestarikan," pungkasnya.
Acara ditutup dengan pertunjukan Reog Ponorogo yang semakin menyemarakkan malam, membuktikan bahwa budaya ini tetap hidup dan berakar kuat di tengah masyarakat.(AZ/red)
COMMENTS